bUat yang suka ama Film Horror boleh coba nonton film "The House" film yang berasal dari thailand
Mengambil inspirasi dari sebuah kejadian nyata untuk dituangkan kedalam
skenario film sangatlah menarik, apalagi diambil dari peristiwa yang
meninggalkan banyak kenangan oleh orang banyak. Salah satunya adalah The
House, sebuah film horor asal Thailand. Film yang disutradarai oleh
Monthon Arayangkoon (The Victim, Garuda) ini dibuat berdasarkan sebuah
kasus pembunuhan nyata yang terjadi di Thailand.
The House
bercerita mengenai seorang reporter muda bernama Chalinee, yang ingin
mencari tahu kebenaran dari sebuah kasus pembunuhan misterius.
Ketertarikan Chalinee terhadap kasus tersebut dikarenakan kasus
pembunuhan terjadi 3 kali dalam kurun waktu yang cukup lama, kesemuanya
terjadi dalam sebuah rumah yang sama, dan juga dengan model pembunuhan
yang sama. Dengan insting jurnalisnya yang tinggi, akhirnya Chalinee
memulai penyelidikannya dengan mencari berbagai informasi, dan pada
akhirnya ia menemukan sebuah rumah dimana kejahatan itu dimulai.
Film
The House coba menampilkan ketegangan dari awal cerita. Pengangkatan
kisah nyata ditampilkan dengan baik dengan hadirnya keberingasan dan
kekejaman seorang pembunuh yang profesinya adalah seorang dokter ketka
ia memutilasi dan bahkan memakan setiap bagian tubuh korban, dan hal
tersebut seraya membuat penonton mengerutkan dahi. Apalagi ditambah
dengan dukungan setting ruangan (mirip sebuah kamar otopsi) yang begitu
nyata. Kemudian ketegangan berlanjut ketika Chalinee mulai masuk ke
rumah tempat kejadian perkara yang sudah ditutup dan penuh dengan kesan
angker. Penampakan khas horor Thailand dengan menampilkan sosok wanita
misterius yang timbul sekelebat membuka ritme baru di jantung penonton.
Permainan
efek aliran darah juga membuat film ini mengandung unsur thriller yang
kuat, sehingga memberikan warna baru bagi penonton Indonesia. Film ini
juga menghadirkan kekuatan dalam kekuatan cerita yang pintar, namun
tidak terlalu sulit untuk dicerna. Visualisasi yang ditampilkan dalam
film ini tidak menampilkan sesuatu yang baru, gerak kamera dan pemilihan
colour dalam gambar hanya ditampilkan dengan aman (Coba ditampilkan
dengan serealistis mungkin).
Namun sangat disayangkan,
naturalisasi yang coba ditampilkan dari awal film menjadi anti klimaks
ketika kita menyaksikan ending dari film ini. Proses naturalisasi yang
begitu baik dan begitu panjang, harus diakhiri dengan kenyataan sosok
kekuatan gaib dari rumah tersebut dengan tidak nyata, namun dihadirkan
dengan kekuatan grafis yang tidak total. Scoring dan ilustrasi musik
yang dihadirkan di film ini juga kurang mendukung keseluruhan cerita.
Akhirnya, saya pun harus keluar bioskop dengan perasaan yang tidak
serasa habis menonton film horor Thailand yang mempunyai kelebihan dalam
naturalisasinya.
Secara keseluruhan film ini masih mengikuti
pattern dari horor Thailand, dan itu merupakan sebuah kehadiran yang
berbeda jika ditampilkan di Indonesia. Film ini juga berhasil
menghadirkan kedekatan cerita dengan penonton. Salah satunya dengan
menghadirkan visualisasi dari handycam yang diambil Chalinee ketika
melakukan investigasi. Selain itu, karakter muka yang dimiliki oleh
Cutcha Rujinanon dalam memerankan Chalinee sangat pas, hingga
memberikan nuansa asia yang kental dalam film ini, dan pada akhirnya
dapat menghadirkan kedekatan dengan para penonton.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar